Perjalanan Ejaan Bahasa Madura dengan Huruf Latin
Halo Niciser, kali ini saya ingin memposting tentang Perjalanan Ejaan Bahasa Madura dengan Huruf Latin. Agar apa, agar kita semua mengetahui bagaimana proses perubahan ejaan bahasa madura dengan huruf latin. Oke langsungkan.. hahah...
Disadur dari Bahasa dan Sastra Madura oleh TIM NABARA (Tim Pembina Bahasa Madura) yang di terbitkan pada tahun 1994, Bahasa Madura mengalami beberapa perubahan sistem penulisan dengan huruf latin. Yaitu :
1. Sampai akhir tahun 1939
Pada ejaan bahasa Madura ini adalah
ejaan Balai Pustaka yang berpedoman pada ejaan Ch. A Van Ophuysen yang saat itu
menjabat sebagai menteri Pengajaran Belanda, sehingga ejaan Bahasa Madura pada
saat ini terkenal dengan ejaan Van Ophuysen. Ciri-cirinya yaitu, setiap kesatuan
bunyi diberi tanda yang terdiri dari satu, dua, tiga huruf.
Contohnya :
Bhibbi’ (Bibi) Băḍă (ada)
ḍhoeḍhit (bedah) Ngèding
(mendengar)
dhoedhoel
(dodol) Doedoet
(anak anjing)
djhitdjhit (jijik)
găgă’
(gagah)
ghighir (Marah) Djăwăb (Jawab)
Contoh buku yang mengginakan ejaan Balai Pustaka yaitu :
- Pajalanan Dhari Songennep ka Batawi karya R.
Sastrosubroto Tahun 1920
- Panji Semirang karya R. Ahmad Wongsosewoyo tahun 1921
2. Mulai Tahun 1940
Mulai tahun 1940 Ejaan Propinsi Jawa Timur,
dari ejaan Balai Pustaka menghilangkan tanda /h/ aspirat dibelakang konsonan
beraspirat (Geaspireerde medeklinkers) bh,
dh, gh, djh. Serta menghilangkan
tanda bulan sabit di atas Vokal /a/ yang bersuara halus.
Contoh :
a. Menghilangkan /h/ aspirat
Contoh :
Bhibbi’ (bibi) ditulis
bibbi’
ḍhoeḍhit (bedah) ditulis ḍoeḍit
dhoedhoel (dodol) ditulis doedoel
djhitdjhit (jijik) ditulis djitdjit
ghighir (Marah ditulis gigir
b. Menghilangkan tanda bulan sabit pada
Vokal /a/ bersuara halus
Contoh :
băḍă (ada) ditulis
baḍa
găgă’ (gagah) ditulis gaga’
djăwăb (jawab) ditulis djawab
Contoh buku yang menggunakann ejaan ini adalah
-
Anglingdarma karya R. Sosrodanukusuma tahun
1941
3. Ejaan Propinsi yang disesuaikan dengan ejaan Soewandi
Ejaan Propinsi yang disesuaikan dengan
ejaan Soewandi yang pada saat itu menjabat Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan
Kebudayaan Republik Indonesia merubah ejaan (EO) menjadi (U)
Contoh :
ḍoedit menjadi ḍuḍit
doedoel menjadi
dudul
djaloeddjoe’ menjadi Djalujju’
Contoh Buku yang menggunakan ejaan ini
adalah
-
Bahasa Madura Kaangguy SD karya Ratnawi
Patmodiwiryo tahun 1959
-
Basa Madura Umum karya M. Wiryoasmoro Tahun
1951
-
Paramasastra
Madura karya M. Wiryoasmoro Tahun 1950
4. Ejaan hasil sarasehan tahun 1973
Ejaan hasil Sarasehan yang diselenggarakan
pada tanggal 28 sampai 29 Mei 1973 ini merubah
a. Vokal
Merubah Vokal è tajam menjadi e tanpa coret diatasnya
Contohnya :
Sapè (Sapi) Menjadi Sape
Mèkkèr (Mikir) menjadi Mekker
Pèpè (pipi) Menjadi Pepe
Matè (mati) Menjadi Mate
b. Konsonan
Merrubah konsonan :
Dj berubah J contoh : J (ringan) :
Jagal (jagal), Banjir(Banjir),
J (Berat) : Jajan (Kue), Japa (Mantra)
J berubah Y
: Reya (ini), Soroy
(sisir)
Nj Berubah Ny :
Nganyeng(cari muka), annyong (encer)
Sj Berubah Sy :
Syarat, Syahid
ḍ Berubah Dh (Ringan)) : Andhi’ (punya), Dhadhuwa’ ( punya dua)
ṭ Berubah
Th : Petthe (Peti), Kantha (seperti), Mothak
Buku yang menggunakan ejaan ini adalah :
- Kamus Bahasa Madura – Indonesia karya Asis Safioedin, SH
- Buletin Konkonan, Tim Nabara Kabupaten
Sumenep
- Damar Kambang (saat ini) buku
pembelajaran Bahasa Madura SD, 2021
5. Ejaan Balai Bahasa Propinsi Jawa Timur tahun 2012
Untuk ejaan Balai Bahasa Propinsi Jawa
Timur tahun 2012 ini, saya belum paham karena saya agak sedikit tidak setuju
dengan Perubahan Ini. Pada dasarnya perubahan pada ejaan ini yang semula E pada Vokal tajam tidak menggunakan
tanda coret diatasnya (e) sekarang dipakai lagi(è), juga dengan vokal A halus menjadi (â). Juga dengan dengan Konsonan, mengalami perubahan yang
sehula pada Konsonan B, G, dan J (berat) tidak menggunakan H, pada ejaan ini berubah
menggunakan H. Untuk lebih jelasnya tentang Ejaan ini bisa dilihat dan
dipelajari Disini dan untuk Kamusnya bisa di download DISINI
Untuk teman-teman bebas memilih, apakah
akan menggunakan ejaan dari Balai Bahasa Jawa Timur ataukah menggunakan Ejaan
Hasil Sarasehan Tahun 1973. Untuk saya sendiri, akan tetap menggunakan Ejaan
Hasil sarasehan 1973. dan tidak akan memakai ejaan yang Baru. Mengapa?. Biarlah
waktu yang menjelaskan.
Baiklah kawan, itulah sedikit penjelasan dari perjalanan
Ejaan Bahasa Madura Dengan Huruf Latin yang saya sadur dari buku ”Bahasa dan
Sastra Madura” karya TIM NABARA Kabupaten
Sumenep pada tahun 1994. Semoga bisa menambah pengetahuan tentang Bahasa Madura,
terutama sama-sama melestarikan Bahasa Madura khususnya cara menulis (ejaan). Karena
saat ini sudah banyak masyarakat madura yang keliru dalam penulisannya. Baik itu
menggunakan ejaan 1973 maupun ejaan yang baru. Sekian dan terimakasih. (yeyep
arach)
Post a Comment for "Perjalanan Ejaan Bahasa Madura dengan Huruf Latin"
Berkomentarlah yang baik-baik.