TATA BAHASA MADURA : Sekelumit tentang Fonologi Bahasa Madura
Bahasa adalah milik manusia yang paling berharga, dengan Bahasa manusia dapat menyatakan keberadaan dirinya dalam segala aktivitas hidup dan kehidupannya. Bahkan bahasa hadir Ketika manusia berada dalam keadaan diam, Sendiri, yakni ketika berdialog dengan diri kita sendiri atau bathin kita. Bapak RP. Abd. Sukur Notoasmoro berpendapat bahwa “Sepanjang sejarah perdaban manusia, Bahasa tidak berdiri sendiri tetapi ada variable lain yang menyertai. Ketika salah satu variable terkontaminasi atau sama sekali hilang kekhasannya, maka keaslian bahasa tersebut sudah mulai diragukan (RP. Sukkur Notoasmoro, 2008)
Pada postingan kali ini, saya ingin meneruskan pembahasan tentang TATA BAHASA MADURA yang sudah saya posting jauh sebelum postingan sebelumnya, agar teman-teman semakin paham tentang cara penulisan bahasa madura yang baik dan benar. Karena sekarang ini saya melihat di media sosial sudah banyak yang menyimpang dari aturan penulisan, bahkan menurut saya pribadi sudah sesat. Sebagai contoh : “Tika kaemma’a, sanonto ocen, senga’ kerikikna pas pocet polana cellep”. Ini menurut saya sesat, karena kata Tika, ocen, dan Kerikikna itu adalah cara penulisan yang sangat-sangat keliru dari kaidah-kidah penulisan Bahasa Madura. Khususnya Ejaan Bahasa Madura dengan Huruf Latin, Karena yang benar adalah : ”Dika (Kamu, Kau) ka’emma’a, sanonto ojan (Hujan). Senga’ garigi’na (jarinya) pas pocet polana cellep”. (kamu mau kemana, sekarang hujan. Awas jari-jemarinya pucat karena dingin). Oleh sebab itu, saya akan menjelaskan sedikit tentang fonologi Bahasa Madura khususnya untuk Ejaan Bahasa Madura dengan Huruf Latin.
Untuk membantu memudahkan dalam penulisan ejaan Bahasa Madura, perlu diketahui bahwa warna bunyi dalam bahasa madura asli ada dua yaitu Tajam dan Halus. Seperti yang sudah saya jelaskan di TATA BAHASA MADURA di posting yang sudah lalu.
Untuk Vokal ada vokal tajam dan vokal halus dan untuk konsonan ada konsonan tajam dan juga halus. Untuk macam-macam vokal dan konsonan yaitu :
a. Vokal tajam : Terdiri dari a, e, dan o yang senantiasa didahului oleh
konsonan tajam yaitu k, p, t, s, c, m, n, ny, ng
b. Vokal halus terdiri dari ă, i, dan u yang senantiasa di dahului konsonan
halus b, d, dh, g, j.
c. Konsonan l, r, w, y tidak mempunyai suara tertentu, suara menjadi tajam
bila suku kata di depannya tajam, dan bisa menjadi halus bila suku kata di depannya halus atau disebut Konsonan Mardhuwane.
Ketentuan ini sejak dahulu dijadikan pedoman oleh para ahli Bahasa Madura seperti : Mas Wignyoamidarmo, Kartasoedirja, M. Wiryoasmoro, M. Wiryowiyoto, terutama oleh para pemrasaran dalam sarasehan tahun 1973 di pamekasan, seperti : R.Th. Prawirokusumo, Maalim Maapi, Halil, Amanu Mulyosastro, BA, RP. Abd. Sukur Notoasmoro.
Peneliti asing Bangsa Belanda P. Penninga dkk menulis dalam buku kamusnya Practish Madoereess Nederlands Woordenbook halaman 7, yang maksudnya sama dengan sama dengan pedoman a, b, c tersebut diatas.
Banyak yang masih bingung dengan penulisan Huruf Vokal a tajam dan huruf vokal a halus. Juga huruf vokal a halus dengan huruf vokal e pepet. Karenanya saya ingin mencoba menjelaskannya. Semoga paham.
A. HURUF VOKAL A
Vokal a dalam bahasa Madura mempunyai dua suara yaitu suara tajam dan suara halus. Untuk vokal a dengan suara tajam contohnya : are (hari, Matahari), nata (tata,menata), aksara (aksara), arapa (kenapa). Sedangkan untuk vokal a yang bersuara halus contoh : jagal (jagal), dagang (dagang), ba’a (banjir, air bah), gula (gula). Dahulu dalam ejaan Balai Pustaka diberi tanda Bulan Sabit (ă). Akan tetapi setelah ejaan propinsi Jawa Timur tahun 1940 tanda bulan sabit dihilangkan. Sehingga dăgăng (pedagang) ditulis dagang.
Walaupun suara a itu ada dua suara (Tajam dan Halus), perbedaan ini tidak akan mengalami kesulitan jika kita memperhatikan ketentuan-ketentuan berikut ini (Baca Juga : TATA BAHASA MADURA) :
1. Vokal a bersuara tajam :
- Dalam suku kata yang didahului oleh konsonan tajam (k, p, t, s, c, m, ...) Seperti kata Kapas (kapas), Tampar (tali tampar), kancana (temannya), tha-kantha (bohongan) dan sebagainya
- Dalam suku kata yang didahului konsonan Mardhuwane (l,r,w,y) yang bersuara tajam contohnya : kala (kalah, kalajengking), towa (tua), keya (juga)
- Menjadi suku kata sendiri contoh : are (hari, matahari), asar (ashar), agung (nenek, besar),akor (akur), aban (siang)
- Menjadi huruf permulaan dari suatu suku kata, seperti : aksara (aksara,huruf), ampon (sudah), anglo (sakit), angko (angkuh)
2. Vokal a bersuara halus :
- Dalam suku kata yang didahului oleh konsonan halus (b, d, dh, g, j) contohnya : badha (ada), gadas, bajar, badan, dagang, gaja, andha.
- Dalam suku kata yang didahului konsunan mardhuwane (l, r, w, y) yang bersuara halus, contoh : bula (aku), bira, Guwa (goa), dhiya (sini)
- Menjadi suku kata yang didahului oleh suku kata halus, contoh : ba’a, ba’ang, gerra’an, kadibi’an.
Apabila ada vokal a dibelakang konsonan halus tetapi bersuara tajam, sudah pasti itu merupakan kata serapan (oca’ manca), dan bukan kata Bahasa Madura asli. Contohnya : jaket, sandal, dasi dan banyak lagi.
B. VOKAL /A/ HALUS DAN /E/ PEPET
Vokal a halus tidak sama bunyinya dengan vocal e pepet. Pengucapan kedua vocal tersebut adalah :
a) A halus
Pengucapan bunyi ini dengan mengangkat lidah bagian tengah 1/3 (sepertiga) dari jarak terendah sampai tertinggi, bentuk bibir bulat dan rongga mulut seditkit terbuka. Contoh :
Badha (ada), gaja (gajah), barang (benda), dara (burung merpati) dan lain sebagainya.
b) E pepet
Pengucapan bunyi ini dengan mengangkat lidah bagian tengah 2/3 (duapertiga) dari posisi terendah sampai tertinggi, bentuk bibir tidak bulat dan rongga mulut sedikit tertutup. Contohnya : eppa’ (bapak), kellas (kelas), petteng (gelap), kerrep (penuh)
Perbedaan kedua vokal tersebut lebih jelas dan nyata dalam kata-kata yang tertutup dengan konsonan, contohnya :
1. Kata : Barang (benda) dan Bareng (pembantu rumah tangga)
2. Kata : Bakbak (Luka besar) dan Bekbek (perut kembung)
3. Kata : Andhang (Pelangi) dan Andheng (menutupi, menghalangi pandangan)
Selain perbedaan bunyi dan makna tersebut perlu juga di ketengahkan perbedaan distribusi kedua vokal pada batas kata dasar seperti berikut ini :
- Vokal a halus terdapat pada posisi tengah dan akhir kata, tidak terdapat pada awal kata.
- Vokal e pepet terdapat pada posisi awal dan tengah kata, dan tidak terdapat pada akhir kata.
Lebih jelasnya lihatlah tabel dibawah ini :
Distribusi Bunyi Vokal a Halus dan e pepet
Bunyi vokal |
Distribusi |
||
Awal |
Tengah |
Akhir |
|
A halus |
|
Pagar (pagar)
Jalan (jalan)
Janggar (jengger)
|
Arga (harga)
Andha (tangga)
Rebba (sedekah) |
|
Tidak ada vokal a halus di awal kata |
||
E pepet |
Eppot (pot bunga)
Embuk (mbak, kakak perempuan)
Enggun (tempat)
|
Sempal (patah)
Nyander(maju kedepan)
Gellem (mau)
|
|
|
Tidak ada vokal e pepet di akhir kata |
Jadi sudah pasti keliru apabila vokal a halus terdapat di awal kata dan vokal e pepet terdapat di akhir kata contoh:
- Kata Badha (ada) ditulis bedhe, apalagi pete.
Kata Saba (sawah) ditulis sabe, apalagi sape
Karena e pepet tidak terdapat di akhir kata
- Kata Bakbak (luka besar) ditulis Bekbek apalagi ditulis pekpek
Kata Andhang (Pelangi) ditulis Andheng (menutupi,menghalagi) apalagi ditulis anteng
Kata Jembar (Bahagia) ditulis Jember (kabupaten jember) apalagi ditulis jemper
Karena mengubah bunyi dan maknanya
- kata Majang (berlayar mencari ikan) ditulis Majeng apalagi ditulis maceng
Kata Madura (pulau madura) ditulis madure apalagi ditulis Mature atau Madhure
Karena merubah bunyi.
Oke teman, mungkin seperti itulah pembahasan tentang Fonologi Bahasa Madura dengan penulisan Ejaan Bahasa Madura dengan Huruf Latin hasil Sarasehan tahun 1973 atau yang kita kenal dengan ejaan tahun ’73 atau yang sekarang lebih dikenal dengan Ejaan Songenngep dikarenakan sudah ada ejaan baru yaitu Ejaan Bahasa Madura yang disempurnakan pada tahun 2012. Semoga sekelumit pembahasan tentang Fonologi Bahasa Madura ini bisa memberikan pencerahan kepada teman-teman bagaimana menulis kata, dan kalimat dalam Bahasa Madura yang Baik dan benar sesuai dengan pedoman-pedoman yang sudah ada. Khususnya Ejaan dengan Huruf Latin ini. Terimakasih. Semoga pada postingan selanjutnya saya bisa menjelaskan tentang Morfologi di dalam Bahasa Madura. Terimakasih lagi. Hahahaha......